Text
Monograf Integrasi Argumentasi dalam Pembelajaran Kimia
Argumentasi merupakan bentuk khas praktik ilmiah dan juga praktik pendidikan yang penting. Semakin banyak perhatian telah diberikan kepadanya oleh para peneliti pendidikan sains (Deng & Wang, 2017). Dalam argumentasi ilmiah, pembelajar harus mengaitkan antara klaimnya atas sebuah kasus dengan data dan justifikasi yang menguatkan klaim tersebut. Mengevaluasi kompetensi siswa dalam argumentasi ilmiah adalah salah satu topik penelitian yang paling penting, namun di Indonesia, penelitian yang berkonsentrasi pada hal tersebut masih jarang dilakukan.
Kemampuan argumentasi memiliki kaitan erat dengan pemahaman konsep kimia yang dimiliki pembelajar. Keterkaitan antara kemampuan argumentasi dan pemahaman konsep telah ditemukan pada beberapa materi kimia. Materi kimia yang dimaksud antara lain kesetimbangan kimia (Aydeniz & Dogan, 2016), laju reaksi (Cetin, 2014), sifat dan karakteristik gas (Aydeniz dkk, 2012), interaksi nonkovalen (Cooper & Hoyo, 2016), serta hubungan antara struktur molekul dan sifat zat (Kararo dkk., 2019). Hal ini menjadikan kemampuan argumentasi sebagai hal yang sangat penting untuk diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga mampu mencegah terjadinya miskonsepsi. Kegiatan argumentasi juga dapat diintegrasikan dalam pembelajaran berbasis investigasi laboratorium. Beberapa desain pembelajaran investigasi laboratorium yang telah mengintegrasikan kemampuan argumentasi antara lain pada materi berat jenis (Walker & Wolf, 2017), spektroskop (Stowe & Cooper, 2019), dan kromatografi (Cuartero & Crespo, 2018).
Tidak tersedia versi lain