Text
Besali
Sering kenangan datang tak bilang bilang. Misalnya saat duduk di meja makan. Kau tak di gugah rasa lapar, tapi justru di banjiri ingatan. Kala itu, Lohita Sasi berulang kali menganjur nafas panjang. Tangannya membuka lipatan surat lusuh. Dan ia mulai membacanya. âLohita, Ayah tahu, kamu mencintai buku â buku seperti ayah mencintai besi-besiâ Begitulah kalimat pembuka surat itu. Lohita tau pasti, ayahnya sangat mengerti kecintaannya membaca. Ayahnya pasti menganggap yang disampaikan sangat penting hingga perlu ditulis. Ia tidak pernah menyangka kalau kepergian ayahnya meninggalkan wasiat yang sulit di laksanakan. Sebagai seorang pandai besi terkenal di Pacitan, ayahnya meminta untuk menjaga besali tetap hidup. Tetapi, Lohita seorang perempuan. Apa yang bisa dia lakukan dengan besi â besi tua di bengkel ayahnya? Memang, ayahnya menyebut satu nama, Sapta. Namun, sudah lama Lohita menjaga jarak dengan pemuda itu.
Tidak tersedia versi lain