Akan ada hari di mana kamu menemukan seseorang yang mengubah dirimu seutuhnya. Seseorang itu tak lagi ada, tetapi namanya akan selalu menemani di mana pun kamu berada.
Setelah memakan ratusan nyawa, perseteruan Trah Pituh menjalar begitu jauh, meneror keturunan termuda hingga orang-orang di luar lingkaran keluarga. Tiga pintu cerita—Padusan Pituh, Lemah Layat, dan Kembang Wijayakusuma—akan dibuka dan mereka yang di dalamnya harus menyelamatkan diri dari jeratan Ranjat Kembang yang mematikan.
"A. Fuadi mengajak kita pulang dari rantau, bukan sekadar mengingat tetapi untuk membangkitkan lagi kekuatan kampung halaman."
Sebelum meninggal, Romo Mangun pernah bercerita bahwa ia sedang mengerjakan sebuah novel. Mungkin novel inilah yang dimaksud. Semula, naskah novel ini berupa berkas-berkas yang ditulis dengan mesin ketik, tercerai-berai, penuh coretan, sehingga tidak mudah dibaca. Setelah diketik ulang dan disunting seperlunya oleh orang-orang yang dekat dengan Romo Mangun, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) me…
Yudistira ingin membangun kembali rumah orangtua di desa yang terkena gempa bumi. Demi mewujudkan mimpinya, pria yang akrab dipanggil Yudis ini melamar pekerjaan sebagai pelayan di kapal pesiar. Yudis diterima dan berangkat ke San Francisco. Akan tetapi, bekerja di kapal pesiar ternyata tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. Meskipun begitu, ketika dia sakit, dia memilih untuk bertahan da…
Apa pun itu, perayaan hidup dapat dilakukan dengan banyak hal, yang terpenting adalah mencintai apa pun bagian dari hidup kita. Sekalipun itu adalah sesuatu yang menyakitkan dan mengecewakan. Tuhan mendewasakan kita dengan banyak cara, tanpa harus lebih dulu bertanya apakah kita menyukainya atau tidak.
Pertemuan dengan Satria seperti membawa Anum kembali menjadi seperti bayi. Berputar-putar menyeret banyak tanda tanya...
Dalam bentuk apapun, perjalanan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, yang juga akan selalu meninggalkan pelajaran. Pilihannya, apakah kita akan mengambil makna dari perjalanan itu atau justru mengabaikannya?
Hujan pernah merebut seseorang dariku. Ia merampas kebahagiaan yang tumbuh di dadaku. Ia memaksa aku menjadi sendiri. Hujan juga pernah membuat janji kepadaku. Ia tak akan jatuh lagi di mataku. Namun ia berdusta, ia meninggalkan aku tanpa permisi. Saat aku merasa hujan hanya datang untuk menyakiti, kamu hadir. Mengajarkan aku bahwa Tuhan tak menciptakan hujan untuk bersedih, tetapi Ia menyiap…