Text
POLITIK IDENTITAS: Dalam perspektif al-qur'an dan teori modern
"Politik Aliran sesungguhnya adalah istilah yang netral. Menggambarkan secara sosiologis afiliasi politik pada satu kelompok berdasarkan pada kesamaan latar belakang; agama, ras, profesi ataupun ideologi. Namun dalam wacana politik mutakhir, terutama pasca Pilkada DKI 2017 mendapat makna peyoratif. Framing dan mendiskreditkan suatu golongan agama tertentu. Kalau kelompok lain memilih pemimpin berdasarkan latar belakang agama, itu Politik Aliran. Bila kelompok kami yang melakukan, itu bukan Politik Aliran. Sesimpel itu. [Hersubeno Arief. Wartawan Senior dan Pengamat Politik]
"Kajian terhadap politik di Tanah Air belakangan ditandai dengan maraknya kajian di sekitar identitas dengan sasaran kajian yang lebih ditujukan kepada Muslim sebagai entitas terbesar. Bbeberapa kajian membingkai Politik Identitas sebagai perilaku politik kolektif yang menganggu proses demokratisasi. Kajian Eman Sulaeman menggunakan perspektif yang tidak lazim digunakan oleh kajian sebelumnya yang kemudian melahirkan hasil kajian berbeda. Dalam kajian ini, penulis mencoba mengeksplorasi ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan Politik Identitas. Dengan cara yang demikian, kajian ini -setidaknya menurut perspektif penulisnya- memperkuat keterkaitan Al-Qur'an dengan isu-isu politik kontemporer. Tidak berhenti di situ, kajian ini juga coba mengeksplorasi Al-Qur'an sebagai basis dan rujukan etis dalam merespon persoalan politik kontemporer. Kajian dalam buku ini patut diapresiasi dan pada gilirannya akan mengundang kajian kritis."
Tidak tersedia versi lain