Text
KEBERANGKATAN
“… baru setelah terpaksa, mereka mengawini perempuan-perempuan itu. Atau kalau perempuan itu mereka sukai untuk sementara. Sampai pada suatu ketika, jika bosan, dicerai, cari lainnya,” kata Lansih.
“Sayang wanita tidak bisa berbuat sama,” kataku lagi. “Kita wanita terlalu sentimentil, terlalu memikirkan cinta. Itulah jeleknya,” sambung Wati.
”Kau benar. Seumpama jenis kita hanya memikirkan kepuasan jasmaniah, tentulah sudah sejak dahulu kala berontak.”
Kalimat-kalimat terakhir itu kurasakan menyentuh diriku, dan entah wanita lainnya. Sejak putusnya hubungan, aku tidak melewati waktu sekejap pun tanpa berpikir kepada kekasihku, kepada ’’bekas” kekasihku.
Tidak tersedia versi lain