Text
FILOSOFI BAMBU: Jati diri di tengah arus perubahan
Bambu memegang peranan penting dalam rantai tumbuhan, tumbuhan yang memiliki nama latin bamboosea ini merupakan jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas pada batangnya. Bambu juga merupakan salah satu tanaman yang tumbuh paling cepat di dunia. Di berbagai belahan dunia, bambu memiliki aspek filosofis dalam beberapa budaya nasional. Orang Cina menjadikan bambu sebagai simbol ketegasan dan ketulusan. Sedangkan orang India menjadikan bambu sebagai tanda atau lambang persahabatan. Falsafah bambu sebagai pedoman hidup juga dikenal orang Jawa dengan Ngelmu Pring (Belajar dari Bambu) yang merupakan salah satu gambaran karakteristik orang Jawa. Fleksibilitas atau kelenturan bambu mengajari manusia bagaimana mampu beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim sekaligus. Saat arus masalah datang, kita perlu bersikap lentur, tidak menentang atau hanyut atau bahkan lari darinya. Penentangan yang keras akan berakibat robohnya ”tubuh” kehidupan kita, sebaliknya hanyut dan lari dari masalah akan menghilangkan eksistensi diri. Maka bersikap lentur, menyesuaikan dengan keadaan adalah pelajaran berharga dari bambu untuk terus bisa eksis dan bermanfaat. Saat orang lain bertumbangan dalam menghadapi masalah, maka manusia berkarakter bambu akan tetap eksis, menampilkan lambaian indah dan terus memberi manfaat.
Tidak tersedia versi lain