Text
Matinya Kepakaran : The Death of Expertise : Perlawanan Terhadap Pengetahuan Yang Telah Mapan dan Mudaratnya
Matinya Kepakaran bisa dibilang buku yang datang di saat yang tepat. Edisi aslinya, The Death of Expertise langsung jadi pembicaraan ketika terbit. Apa yang diungkap buku itu telah menjadi fenomena keseharian rakyat Amerika dalam kurun waktu satu dekade terakhir dan kian merusak seiring pilpres yang memenangkan Donald Trump di tahun 2016 lalu. Penulisnya, Tom Nichols, professor di US Naval War College, mulai menulis bukunya beberapa tahun lalu. Semula ia ingin menulis tentang masyarakat Amerika yang kian tak peduli dan acuh tak acuh pada perbincangan wacana publik. Seiring waktu, ia pun menyaksikan kecenderungan meningkatnya suara-suara yang memertanyakan pengetahuan maupun fakta yang terbukti kebenarannya. Nichols juga melihat, orang bukan saja kian tak dapat informasi yang benar, namun “memerjuangkan” informasi yang salah sambil tak mau belajar atau mencari yang benar. Yang dikira fakta, dipertahankan, walau sekabur apapun "fakta" tersebut. Parahnya, pendapat profesional dan para ahli yang kompeten di bidangnya, mereka tolak. Hal ini membuatnya terkejut dan khawatir. Dari situ lahir buku ini yang memeringatkan masyarakat Amerika saat ini. Yang jadi tanya lalu, relevankah buku ini buat kita di Indonesia? Walau buku ini banyak mengambil contoh kondisi Amerika zaman now, sejatinya ia bicara tentang kita juga. Bias konfirmasi tak hanya menimpa rakyat sana, tapi juga orang sini. Tengok yang di-share teman atau kerabat kita di Facebook. Jika sebuah kabar menguntungkan pilihan politiknya, pasti disebarkan walau sumbernya tak jelas dan terindikasi hoax. Buku Matinya Kepakaran sejatinya adalah cerminan perilaku kita saat ini di dunia maya. Buku ini bukan pledoi alias pembelaan untuk para pakar, namun memberi peringatan bahaya bila pakar dibiarkan musnah.
Tidak tersedia versi lain