Text
Disforia Inersia
Bagi yang lama sendiri sebab hatinya pernah patah, bisa menyukai kembali adalah suatu anugerah.
Karena salah satu ketakutan dari hari-hari setelah ditinggalkan adalah kepastian akankah hati terbuka kembali setalah remuk yang terlalu mengunci.
Ragu adalah rantainya, luka sebagai pakunya, melingkar menjadi pagar dengan sunyi sebagai liat perekat seluruh sekat hingga berkarat.
Hidup laksana bianglala, berputar menebar bahagia seakan semua baik-baik saja lalu lupa bahwa poros gerak tetap diam dan tak ke mana-mana.
Tidak tersedia versi lain