"Yang menulis di buku ini belum tentu saya, sebab Rahwana tak mati-mati. Gunung kembar Sondara-Sondari yang mengimpit Rahwana cuma mematikan tubuhnya semata. Jiwa Rahwana terus hidup. Hidupnya menjadi gelembung-gelembung alias jisim...
Debat itu tidak identik dengan pertengkaran, penyalahan, pemaksaan, penjegalan, penjajahan, ataupun kelicikan.
Demikian buku ini hadir untuk para pembaca agar tercerahkan sekaligus mengambil inspirasi dari kisah-kisah Nasruddin Hoja. Selain menghibur dan mengundang gelak tawa, kisah Nasruddin Hoja, bisa menjadikan kita arif bijaksana dalam menjalani kehidupan ini
Tak perlu lagi berpura-pura seakan semua baik-baik saja. Tak perlu memaksakan keadaan. Jika sudah tak ingin bersama, aku tidak keberatan. Sebab, sungguh tampak menyedihkan jika kamu tetap bertahan hanya karena rasa kasihan. Aku ingin mencintai dan dicintai. Bila sudah tak ada rasa, kita akhiri saja.
Hujan pernah merebut seseorang dariku. Ia merampas kebahagiaan yang tumbuh di dadaku. Ia memaksa aku menjadi sendiri. Hujan juga pernah membuat janji kepadaku. Ia tak akan jatuh lagi di mataku. Namun ia berdusta, ia meninggalkan aku tanpa permisi. Saat aku merasa hujan hanya datang untuk menyakiti, kamu hadir. Mengajarkan aku bahwa Tuhan tak menciptakan hujan untuk bersedih, tetapi Ia menyiap…
Saddha sendiri bercerita tentang perjalanan cinta dari sang penulis. Bukan perjalanan cinta yang biasa tentunya. Namun, perjalaan cinta yang penuh dengan konflik. Di dalam buku ini penulis menceritakan bagaimana dia bertemu dengan kekasihnya, kemudian menjalin sebuah hubungan. Namun, sayangnya hubungan tersebut harus usai dikarenakan perbedaaan pandangan dari keduanya.
Apa yang selama ini kulakukan hanya berpura-pura terbiasa tanpamu. Aku hanya membohongi perasaanku sendiri. Aku terlalu nyaman dengan kepura-puraan, sampai akhirnya aku sadar bahwa apa yang selama ini aku lakukan sama sekali tak membuahkan hasil. Aku masih menginginkanmu. Ah, sudahlah! Barangkali aku sudah salah dalam mengartikan perpisahan. Mungkin aku yang terlalu cepat mengambil keputusan…
Sebenarnya, selama ini aku hanya memintamu untuk mengajakku jalan-jalan, membeli sebotol teh dingin rasa anggur dan makanan ringan pedas. Mendatangi acara musik dan bernyanyi bersama sambil bergenggaman tangan. Dan, di sepertiga malam, kita berjalan menyusuri kota mati. Menceritakan tentang perasaan yang kau anggap selalu mati. Lalu, menghabiskan satu malam penuh kejujuran bersama, sebab, ketik…